Desa Guwa Kidul

Kecamatan Kaliwedi
Kabupaten Cirebon - Jawa Barat

Artikel

Sejarah Desa Guwa Kidul

Bin Rosyad

16 26-0 15:38:09

1.420 Kali Dibaca

 
Gk-guwakidul.id
 
Di kisahkan Ki Baluran yang juga disebut Ki Arga Suta atau Syekh Madun Jaya adalah salah seorang putra Pangeran Gesang, demang dari kesultanan Cirebon. Dalam pembagian tanah cakrahan milik orang tuanya yang terletak di sebelah utara perbatasan wilayah Cirebon dan Indramayu, terjadi pertentangan pendapat dengan ketiga saudaranya terutama dengan adiknya Nyi Mertasari. Kedua saudara laki - laki termasuk dirinya berpendapat bahwa anak perempuan cukup mendapat bagian tanah sebesar payung. Pendirian tersebut ditentang Nyi Mertasari, karena menurutnya pembagian tanah harus sama luas.
 
Untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, Ki Kutub (sunan gunung jati) mengutus Ki Panunggulan yang mengambil kebijakan dengan mengadakan sayembara yang disetujui para putra Pangeran Gesang. "Barang siapa di antara mereka dapat mendatangkan jenis - jenis hewan seisi hutan, maka tanah cakrahan ayahnya menjadi miliknya". Secara berturut - turut keempat putra Pangeran Gesang itu mengeluarkan kesaktian mulai dari Ki Jagabaya, Ki Sumerang, Ki Baluran, dan terakhir Nyi Mertasari.
 
Sebelum dimulai adu kesaktian, Ki Baluran bersumpah tidak akan berperang dan mengadu kesaktian dengan siapapun, manakala tidak biasa menandingi kesaktian Nyi Mertasari. Ki Baluran mengeluarkan kesaktian dengan menancapkan tongkat di atas tanah, dan tongkat itu menjelma menjadi ular yang bentuknya seperti kendang hingga dinamakan ular kendang. Nyi Mertasari menunjukan tangannya ke kiri dan kanan dan menyebutkan jenis - jenis hewan seisi hutan, maka berdatanganlah  hewan - hewan  yang disebutkan itu.
 
Sayembara akhirnya dimenangkan Nyi Mertasari, maka sesuai dengan bunyi sayembara seluruh tanah cakrahan menjadi milik Nyi Mertasari. Namun berkat musyawarah yang ditengahi Ki Warsiki dan atas restu Ki Kutub. Tanah cakrahan tersebut dibagi - bagi kepada putra - putri Ki Gesang, di mana yang menentukan letak dan luas pembagian tanah adalah Nyi Mertasari.
 
Ki Baluran mendapat bagian tanah di sebelah barat. Mulailah Ki Baluran membabad hutan dengan cara membakarnya, maka dengan sekejap hutan menjadi lautan api, bahkan percikan apinya sampai ke tepi pantai wilayah Indramayu, tepatnya di daerah Eretan, sehingga hutan di daerah itu sebagian ikut terbakar. Lokasi tanah bekas pembakaran tersebut diakui masyarakat termasuk tanah cakrahan Ki Baluran.
 
Ki Baluran membangun pedukuhan dan hidup rukun damai beserta masyarakat. Pada suatu waktu datanglah ke pedukuhannya segerombolan perampok yang bermaksud menyatroni daerah itu. Oleh karena sumpahnya, Ki Baluran tidak mau melayani para perampok, malahan menghindar pergi beserta keluarganya di suatu tempat yang kelak disebut Desa Guwa, tanah yang dilalui Ki Baluran beserta keluarganya tiba - tiba membelah (terbuka) dan menutup / melindungi  Ki Baluran beserta keluarganya, seperti bersembunyi di dalam gua.
 
Keluar dari gua, Ki Baluran dikejar lagi namun terus menghindar ke arah utara hingga masuk wilayah Indramayu. Ia berteduh di bawah pohon asem, oleh karena itu tempat tersebut dinamakan Pondok Asem.
 
Gerombolan pembegal masih penasaran ingin bertarung dengan Ki Baluran, namun Ki Baluran tetap menghindari lalu bersama keluarganya pergi menuju barat disana ia hidup rukun, damai dan sejahtera menemui ketenangan. Tempat tersebut lalu dinamakan Temu Ireng (ketemu pareng / menemukan sesuatu yang di kehendaki).
 
Ketika musim paceklik tiba, orang - orang yang akan pergi ke pasar Darsen sering melihat seorang tua yang tiada lain Ki Baluran berada di sebuah gubug seperti sedang kelaparan. Oleh karena merasa iba, setiap pergi ke pasar mereka memberikan jagung untuk makan, sehingga lama kelamaan daerah tersebut terkenal dengan nama Tulung Agung (di "Tulung" dengan "Jagung").
 
Merasa tidak enak menjadi beban orang lain, Ki Baluran pergi menuju ke arah selatan wilayah Cirebon dan berhenti di pedukuhan Bunder. Ia mengolah sebidang tanah / sawah dan bercocok tanam, juga membuat sumur untuk sumber penghidupan. Setelah tinggal di Bunder, Ki Baluran terus memantau keadaan Guwa daerah asalnya, dengan mempergunakan tongkat yang menjelma menjadi ular kendang.
 
Pada jaman penjajahan Belanda, Desa Guwa pun tidak luput dari serangan tentara Belanda dan sekutunya. Masyarakat Guwa seluruhnya melarikan diri melewati sungai (kali) yang airnya sedang meluap banjir. Pada saat itu ular kendang milik Ki Baluran menjelma menjadi WOT (jembatan) untuk nambak air banjir. Tempat tersebut terkenal dengan sebutan Tambak Wot, dan hingga sekarang mesti air sungai meluap, airnya tidak pernah masuk ke pekarangan penduduk.
 
Setelah Desa Guwa kosong ditinggal penduduknya, Ki Gede Balerante mengutus anaknya Ki Sumbang untuk menempati Guwa Keasaan itu membuat Ki Baluran tetap tinggal di Desa Bunder, tidak kembali ke Desa Guwa. Menjelang akhir hayatnya, Ki Baluran menetap di kaliwedi. Dengan demikian hingga sekarang sebagian keturunannya berada di kaliwedi, sedangkan penduduk Desa Guwa adalah keturunan Ki Sumbang. Desa Guwa dimekarkan pada tahun 1982 menjadi dua Desa yakni Desa Guwa Kidul dan Desa Guwa Lor.
 
 
 
Disadur dari Saur sepuh
https://www.saursepuh.my.id/2016/12/sejarah-desa-guwa-cirebon.html

Kirim Komentar

Nama
Telp./HP
E-mail

Komentar

Captha

Komentar Facebook

Statistik Desa

Aparatur Desa

KUWU

SUPANDI

Sekretaris Desa

MUDAKIR

Kaur tata usaha dan Umum

Sari Apriliani

Staff TU

NURCHOLIFAH

Kadus II

SAM'ANI

Kadus IV

AGUS SUFYAN

Kadus I

SHEVA PRILANA

Kaur Perencanaan

ROKIM

Kaur Keuangan

Suhela

Kasi Kesejahteraan

SUTANI

Kasi Pelayanan

KHUMEDI

Kadus III

MARJUKI

Kasi Pemerintahan

SAMADI

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri

Desa Guwa Kidul

Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, 32

Jam Kerja

Hari Mulai Selesai
Senin 08:00:00 16:00:00
Selasa 08:00:00 16:00:00
Rabu 08:00:00 15:00:00
Kamis 08:00:00 16:00:00
Jumat 08:00:00 16:00:00
Sabtu 08:00:00 12:00:00
Minggu Libur

Komentar

Admin

17 Mei 2022 10:25:41

Aamiin...

ARI FIRMANSYAH

13 Desember 2021 14:03:21

Semoga kedepanya lebih maju...

ARI FIRMANSYAH

13 Desember 2021 14:02:09

Ibu KHUNAENAH...

Media Sosial

Statistik Pengunjung

Hari ini:271
Kemarin:617
Total:273,098
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:3.142.53.239
Browser:Mozilla 5.0

Komentar

Admin

17 Mei 2022 10:25:41

Aamiin...

ARI FIRMANSYAH

13 Desember 2021 14:03:21

Semoga kedepanya lebih maju...

ARI FIRMANSYAH

13 Desember 2021 14:02:09

Ibu KHUNAENAH...

Lokasi Kantor Desa

Latitude:-6.559094470393291
Longitude:108.38132743943207

Desa Guwa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon - Jawa Barat

Buka Peta

Wilayah Desa