
Desa Guwa Kidul
Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon - 32
Sejarah Desa Guwa Kidul
Bin Rosyad | 26 Agustus 2016 | 1.865 Kali Dibaca

Artikel
Sejarah Desa Guwa Kidul
Bin Rosyad
26 Agustus 2016
1.865 Kali Dibaca
Gk-guwakidul.id
Di kisahkan Ki Baluran yang juga disebut Ki Arga Suta atau Syekh Madun Jaya adalah salah seorang putra Pangeran Gesang, demang dari kesultanan Cirebon. Dalam pembagian tanah cakrahan milik orang tuanya yang terletak di sebelah utara perbatasan wilayah Cirebon dan Indramayu, terjadi pertentangan pendapat dengan ketiga saudaranya terutama dengan adiknya Nyi Mertasari. Kedua saudara laki - laki termasuk dirinya berpendapat bahwa anak perempuan cukup mendapat bagian tanah sebesar payung. Pendirian tersebut ditentang Nyi Mertasari, karena menurutnya pembagian tanah harus sama luas.
Untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, Ki Kutub (sunan gunung jati) mengutus Ki Panunggulan yang mengambil kebijakan dengan mengadakan sayembara yang disetujui para putra Pangeran Gesang. "Barang siapa di antara mereka dapat mendatangkan jenis - jenis hewan seisi hutan, maka tanah cakrahan ayahnya menjadi miliknya". Secara berturut - turut keempat putra Pangeran Gesang itu mengeluarkan kesaktian mulai dari Ki Jagabaya, Ki Sumerang, Ki Baluran, dan terakhir Nyi Mertasari.
Sebelum dimulai adu kesaktian, Ki Baluran bersumpah tidak akan berperang dan mengadu kesaktian dengan siapapun, manakala tidak biasa menandingi kesaktian Nyi Mertasari. Ki Baluran mengeluarkan kesaktian dengan menancapkan tongkat di atas tanah, dan tongkat itu menjelma menjadi ular yang bentuknya seperti kendang hingga dinamakan ular kendang. Nyi Mertasari menunjukan tangannya ke kiri dan kanan dan menyebutkan jenis - jenis hewan seisi hutan, maka berdatanganlah hewan - hewan yang disebutkan itu.
Sayembara akhirnya dimenangkan Nyi Mertasari, maka sesuai dengan bunyi sayembara seluruh tanah cakrahan menjadi milik Nyi Mertasari. Namun berkat musyawarah yang ditengahi Ki Warsiki dan atas restu Ki Kutub. Tanah cakrahan tersebut dibagi - bagi kepada putra - putri Ki Gesang, di mana yang menentukan letak dan luas pembagian tanah adalah Nyi Mertasari.
Ki Baluran mendapat bagian tanah di sebelah barat. Mulailah Ki Baluran membabad hutan dengan cara membakarnya, maka dengan sekejap hutan menjadi lautan api, bahkan percikan apinya sampai ke tepi pantai wilayah Indramayu, tepatnya di daerah Eretan, sehingga hutan di daerah itu sebagian ikut terbakar. Lokasi tanah bekas pembakaran tersebut diakui masyarakat termasuk tanah cakrahan Ki Baluran.
Ki Baluran membangun pedukuhan dan hidup rukun damai beserta masyarakat. Pada suatu waktu datanglah ke pedukuhannya segerombolan perampok yang bermaksud menyatroni daerah itu. Oleh karena sumpahnya, Ki Baluran tidak mau melayani para perampok, malahan menghindar pergi beserta keluarganya di suatu tempat yang kelak disebut Desa Guwa, tanah yang dilalui Ki Baluran beserta keluarganya tiba - tiba membelah (terbuka) dan menutup / melindungi Ki Baluran beserta keluarganya, seperti bersembunyi di dalam gua.
Keluar dari gua, Ki Baluran dikejar lagi namun terus menghindar ke arah utara hingga masuk wilayah Indramayu. Ia berteduh di bawah pohon asem, oleh karena itu tempat tersebut dinamakan Pondok Asem.
Gerombolan pembegal masih penasaran ingin bertarung dengan Ki Baluran, namun Ki Baluran tetap menghindari lalu bersama keluarganya pergi menuju barat disana ia hidup rukun, damai dan sejahtera menemui ketenangan. Tempat tersebut lalu dinamakan Temu Ireng (ketemu pareng / menemukan sesuatu yang di kehendaki).
Ketika musim paceklik tiba, orang - orang yang akan pergi ke pasar Darsen sering melihat seorang tua yang tiada lain Ki Baluran berada di sebuah gubug seperti sedang kelaparan. Oleh karena merasa iba, setiap pergi ke pasar mereka memberikan jagung untuk makan, sehingga lama kelamaan daerah tersebut terkenal dengan nama Tulung Agung (di "Tulung" dengan "Jagung").
Merasa tidak enak menjadi beban orang lain, Ki Baluran pergi menuju ke arah selatan wilayah Cirebon dan berhenti di pedukuhan Bunder. Ia mengolah sebidang tanah / sawah dan bercocok tanam, juga membuat sumur untuk sumber penghidupan. Setelah tinggal di Bunder, Ki Baluran terus memantau keadaan Guwa daerah asalnya, dengan mempergunakan tongkat yang menjelma menjadi ular kendang.
Pada jaman penjajahan Belanda, Desa Guwa pun tidak luput dari serangan tentara Belanda dan sekutunya. Masyarakat Guwa seluruhnya melarikan diri melewati sungai (kali) yang airnya sedang meluap banjir. Pada saat itu ular kendang milik Ki Baluran menjelma menjadi WOT (jembatan) untuk nambak air banjir. Tempat tersebut terkenal dengan sebutan Tambak Wot, dan hingga sekarang mesti air sungai meluap, airnya tidak pernah masuk ke pekarangan penduduk.
Setelah Desa Guwa kosong ditinggal penduduknya, Ki Gede Balerante mengutus anaknya Ki Sumbang untuk menempati Guwa Keasaan itu membuat Ki Baluran tetap tinggal di Desa Bunder, tidak kembali ke Desa Guwa. Menjelang akhir hayatnya, Ki Baluran menetap di kaliwedi. Dengan demikian hingga sekarang sebagian keturunannya berada di kaliwedi, sedangkan penduduk Desa Guwa adalah keturunan Ki Sumbang. Desa Guwa dimekarkan pada tahun 1982 menjadi dua Desa yakni Desa Guwa Kidul dan Desa Guwa Lor.
Disadur dari Saur sepuh
https://www.saursepuh.my.id/2016/12/sejarah-desa-guwa-cirebon.html
Komentar Facebook
Statistik Desa

Populasi
3787

Populasi
3502

Populasi
-

Populasi
-

Populasi
7289
3787
LAKI-LAKI
3502
PEREMPUAN
-
JUMLAH
-
BELUM MENGISI
7289
TOTAL
Aparatur Desa

KUWU
SUPANDI

Sekretaris Desa
MUDAKIR

Kaur tata usaha dan Umum
Sari Apriliani

Staff TU
NURCHOLIFAH

Kadus II
SAM'ANI

Kadus IV
AGUS SUFYAN

Kadus I
SHEVA PRILANA

Kaur Perencanaan
ROKIM

Kaur Keuangan
Suhela

Kasi Kesejahteraan
SUTANI

Kasi Pelayanan
KHUMEDI

Kadus III
MARJUKI

Kasi Pemerintahan
SAMADI

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri


Desa Guwa Kidul
Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon
Hubungi Perangkat Desa untuk mendapatkan PIN
Masuk
Galeri Video

Jam Kerja
Hari | Mulai | Selesai |
---|---|---|
Senin | 08:00:00 | 16:00:00 |
Selasa | 08:00:00 | 16:00:00 |
Rabu | 08:00:00 | 15:00:00 |
Kamis | 08:00:00 | 16:00:00 |
Jumat | 08:00:00 | 16:00:00 |
Sabtu | 08:00:00 | 12:00:00 |
Minggu | Libur |
Arsip Artikel

686 Kali
Ucapan selamat kepada KUWU Terpilih

796 Kali
Sambutan Kuwu ( Kepala Desa )

702 Kali
Kuwu Guwa Kidul Periode 2023-2029

666 Kali
Kegiatan MUI Bulan Ramadhan


576 Kali
Ayo...!!! Segera....!!! Tunggu apa lagi...?

571 Kali
Ayo.....!!! Kita akhiri sengketa Tanah...!!!

611 Kali
Program PTSL Desa Guwa Kidul
Komentar
Agenda

Belum ada agenda terdata
Statistik Pengunjung
Hari ini | : | 534 |
Kemarin | : | 630 |
Total | : | 340,734 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 216.73.216.128 |
Browser | : | Mozilla 5.0 |
Kirim Komentar