Admin | guwakidul.id 2022
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan olehseseorang.Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri- ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut © berkepribadian pemalu ©. Kepada orang supel diberikan atribut © berkepribadian supel © dan kepada orang yang plin- plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut © tidak punya kepribadian ©
Sementara itu, Abin Syamsuddin( 2003) mengemukakan tentang aspek- aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup
Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan- rangsangan yang datang dari lingkungan.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
Responsibilitas( tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri- ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth( Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri- ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut
Kepribadian yang sehat
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah- masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif, tidak destruktif( merusak)
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan- tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang( rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian( wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
Berorientasi keluar( ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah- masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor- faktor achievement( prestasi), acceptance( penerimaan), dan affection( kasih sayang).
Kepribadian yang tidak sehat
Mudah marah( tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan( stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala( meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah( bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Faktor- faktor penentu kepribadian
Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorangindividu.Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh- pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
CIRI- CIRI INDIVIDU YANG BERHASIL BERINTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN/ KELOMPOKNYA
Diterima oleh kelompoknya
Diperlukan oleh kelompoknya
Disenangi oleh kelompoknya
Diharapkan manfaatnya bagi kelompok
EMPAT KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN
Bagaimana/ dari mana seseorang memperoleh SEMANGAT; apakah dari luar diri( backslapper/ E), atau dari dalam diri( wallflower/ I).
Bagaimana seseorang mendapatkan INFORMASI; apakah melalui panca indra( seeing S) atau imajinasi( intuitive/ N).
Bagaimana seseorang membuat KEPUTUSAN; apakah berdasarkan pemikiran( thinking/ T) atau perasaan( feeling/ F).
Bagaimana seseorang MERENCANAKAN KEGIATANNYA; apakah dengan menilai situasi( judging/ J) atau dengan memahami situasi( perceiving P).
1. Backslapper dan Introvert
Tipe wallflower adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang wallflower lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi, semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
Sebaliknya Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the tone.
Karakteristik
wallflower
Suka menyendiri
Menyukai pergaulan satu lawan satu
Berpikir, baru bicara atau bertindak
Melestarikan energi
Fokus pada dunia dalam
Tenang
Fokus pada satu hal dalam satu waktu
Diam
Berpikir pada diri sendiri
Menyukai refleksi
Ekstrovert
Suka bergaul
Menyukai interaksi dalam kelompok
Bicara atau bertindak, baru berfikir
Mengeluarkan energi
Fokus pada dunia luar
Banyak bicara
Menginginkan variasi dan aksi
Ramah
Berpikir tanpa beban
Menyukai diskusi
2. Intuitive( N) vs seeing( S)
Tipe ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisaterjadi.Intutive adalah abstract thinkers. Sementara seeing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual data, dan melihat data apa adanya. seeing adalah concrete thinkers.
Intuitive
Lembut hati
Simpati pada problem orang lain
Subyektif, nyaman dengan nilai
Bijaksana
Menghargai pertemanan
Memutuskan dengan hati
Menghargai harmony
Terlihat emosional
Pandai menghargai orang lain
Memasukan segala sesuatu ke dalam hati
seeing
Cenderung pada kepastian
Menganalisis problem
Obyektif, nyaman dengan hal logis
Langsung
Menghargai kompetensi
Memutuskan dengan kepala
Menghargai keadilan
Terlihat tidak sensitif
Baik dalam memberi kritik
Tidak pernah memasukkan segala sesuatu ke dalam hati
3. Perceiving( P) vs Judging( J)
Tipe dikotomi ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara arbitrary untuk melihat beragam peluang yang muncul.
Judging bukan berarti judgemental( atau menghakimi), tapi diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial( tidak melompat- lompat).
Perceiving
Menginginkan keterbukanaan
Menghargai sesuatu yang mengalir
Beradaptasi sambil jalan
Menyukai fleksibelitas
Main sekarang, kerja nanti
Menyukai proyek jangka pendek
Berorientasi proses
Lebih santai
Menyukai spontanitas
Judging
Suka akan kejelasan, kepastian
Menghargai sesuatu yang terstruktur
Perencanaan ke depan
Menyukai keteraturan
Kerja dulu, baru main
Menyukai proyek yang sempurna
Berorientasi hasil
Lebih terstruktur
Menyukai keteraturan, pasti
4. Feeling( F) vs Allowing( T)
Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan. Feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai- nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. SementaraThinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisis untuk mengambil keputusan.
Feeling
Lembut hati
Simpati pada problem orang lain
Subyektif, nyaman dengan nilai
Bijaksana
Menghargai pertemanan
Memutuskan dengan hati
Menghargai harmony
Terlihat emosional
Pandai menghargai orang lain
Memasukan segala sesuatu ke dalam hati
Allowing
Cenderung pada kepastian
Menganalisis problem
Obyektif, nyaman dengan hal logis
Langsung
Menghargai kompetensi
Memutuskan dengan kepala
Menghargai keadilan
Terlihat tidak sensitif
Baik dalam memberi kritik
Tidak pernah memasukkan segala sesuatu ke dalam hati
PENUTUP
Demikian sekilas mengenal kecenderungan kepribadian orang lain, sehingga diharapkan kita kalau bekerja dan berkarya di tempat kerja ada manfaat yang kita peroleh antara lain, mampu mengembangkan potensi dan penugasan yang sesuai pada staf, dapat berinteraksi dalam kelompok, menumbuhkan toleransi dan meminimalkan konflik antar particular serta mengembangkan suasana kelompok yang kondusif di tempat kerja.
dikutip dari berbagai sumber